Kamis, 12 Juni 2014

Sulitnya Sabar untuk Kemudahan

Sejak kecil dia selalu berpikir bagaimana tahun yang akan datang ...
Keinginan, kebutuhan, cita-cita, tujuan hidup, keindahan untuk masa yang akan datang sudah jelas terencana..
Memang Benar, Manusia hanya bisa memastikan bahwa mendung merupakan pertanda hujan, mereka tak punya kuasa bahwa hujan akan turun detik ini, menit ini, atau beberapa jam kemudian.
Itulah yang telah terjadi sekitar beberapa tahun yang lalu . .
Kehilangan, keresahan, kegundahan, kesedihan, masa depan yang sudah sedikit buram menjadi fakta yang terjadi.
Memang Benar, Allah lah penentu segalanya.
Ketika itu ... dia  sudah tak tahu yang mana yang mesti dia diamkan atau dia tangisi.
yang mana dia hormati atau dia  hindari.
dia lupa bersyukur, dia  lupa memastikan diri bahwa dulu dia tahu  bahwa setiap yang dicintai akan pergi, dan itu harus kita terima. "Kamu, aku, kalian semua akan pergi pada saat yang telah ditentukan Oleh Pencipta "
Perjalanan demi perjalanan hidup terlewati dengan mendiamkan kerinduan sangat.
Hingga Al-Qur'an menyapa baik bagi pembacanya. Ia mengajarkan keikhlasan, ketabahan, dan tentu Kesabaran. Tapi kadang rasa yang tenang itu datang dan pergi . . . dia tak tahu sesulit itu kah rasa sabar ? Yang dia tahu sesuatu yang sulit dijangkau, berarti sesuatu hal yang spesial , tidak semua orang mampu menikmati rasanya, hingga orang yang merasakannya pun tak kuasa membicarakan betapa nikmatnya bersabar.